Rabu, 15 Mei 2013

Bahan Kimia Berbahaya pada Makanan

MELAMIN

Banyak ditemukan dalam produk pangan yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Seperti yang selama ini kita kenal yaitu mangkok, gelas, dan piring melamin. Bersama dengan formaldehid, melamin digunakan untuk memproduksi perangkat makan minum tersebut tahan panas. Pada September 2008 terbongkar penyalahgunaan melamin dalam produk susu Cina.
Zat-zat berbahaya yang masuk kedalam tubuh akan ditolak oleh sistem perncernaan. Dan ginjal adalah organ yang pertama kali kesulitan untuk membersihkan zat tersebut. Karena akumulasi zat berbahaya, ginjal pun mengalami kegagalan fungsi, seperti yang terjadi di China, sejak terungkapnya produk susu yang mengandung melamin, terdapat 4 bayi yang meninggal, sedangkan 53 ribu lainnya mengalami sakit ginjal.

FORMALIN

Formalin merupakan larutan yang komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik, germisida dan pengawet.
Formalin biasanya sering ditemukan pada makanan produk industri rumahan, atau dapat juga dipakai untuk menimbulkan warna produk menjadi lebih cerah. Sehingga formalin juga banyak di pakai dalam produk rumah tangga, seperti piring, gelas dan mangkok yang berasal dari plastik.
Formalin dapat menyebabkan kanker (zat yang bersifat karsinogenik). Bila terhirup, formalin dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk, kerusakan pada sistem saluran pernapasan bisa menganggu paru-paru berupa pneumonia (radang paru-paru) atau edema paru (pembengkakan paru).
Bila terkena kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan rasa terbakar. Apabila terkena mata menimbulkan iritasi, memerah, rasanya sakit dan gatal-gatal. Bila konsentrasi tinggi maka menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan kerusakan pada lensa mata.

 BORAKS


Merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus pada makanan seperti bakso dan kerupuk. Dalam industri, boraks dipakai untuk mengawetkan kayu, anti septic kayu dan pengontrol kecoa. Bahaya boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lender. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau berulang-ulang akan memiliki efek toksik. Pengaruh kesehatan secara akut adalah muntah dan diare. Dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, nafsu makan menurun, anemia, rambut rontok, dan kanker. 

BHT (Butylated Hydroxytoluene)
BHT merupakan antioksidan yang digunakan untuk mencegah makanan dalam kemasan berbau tengik dan berminyak. Biasanya ditemukan dalam sereal, permen karet, keripik kentang, dan minyak sayur. Kebanyakan mengonsumsi makanan yang mengandung BHT mampu memicu reaksi alergi pada kulit.

Partially hydrogenated oil
Partially hydrogenated oil merupakan jenis minyak yang sering digunakan dalam menggoreng makanan di restoran cepat saji. Bahaya mengonsumsinya adalah mengurangi kadar kolesterol baik dan meningkatkan risiko serangan jantung.

MSG (monosodium glutamate)
MSG adalah penyedap makanan yang cukup berbahaya. Sebab MSG mengganggu kerja saraf pada otak dan membuat seseorang mudah lelah setelah mengonsumsinya.

Sodium Nitrit dan Sodium Nitrat
Keduanya merupakan senyawa kimia yang ditemukan dalam produk daging olahan, seperti hot dog atau kornet. Padahal kedua bahan tersebut mempengaruhi tubuh dan membuat Anda berisiko terkena diabetes dan kanker usus besar.

Sodium Benzoate
Sodium benzoat atau pengawet sengaja digunakan dalam makanan seperti selai atau soda untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Sifatnya cukup buruk bagi tubuh karena membuat sistem imun menjadi semakin lemah.

Sulfit
Sulfit/Sulphites merupakan zat aditif yang umum digunakan untuk membuat warna makanan terlihat lebih cantik dan awet. Sulphites biasa digunakan dalam buah-buahan kalengan, kentang goreng mentah yang dibekukan, dan beberapa produk kedelai. Efek samping mengonsumsi makanan yang mengandung sulphites adalah pembengkakan mata, wajah, lidah, dan bagian lainnya karena alergi.